Monday, June 27, 2011

Re: IPOMS-APICS Re: Kegagalan Implementasi Lean Six SigmaManufacturing & Service

 

P Vincen, P Wayan, Ysh.
 
Menarik sekali pemikiran untuk "mendongkrak" proyek2 LSS ke level yang seharusnya,
diharapkan hasilnya pun akan lebih signifikan ... dan setuju sekali bahwa konsep tersebut
seharusnya menjadi mainannya para top management.
 
Salam.
 
 


 
2011/6/27 <wayan_dewantara@yahoo.com>
 

Rekans,
Point no 1 memang paling banyak muncul dalam textbook ataupun whitepaper. Yang perlu ditanyakan adalah apakah management tool itu untuk menyelesaikan pekerjaan dari target yang ditetapkan top management atau tidak.
Kalo untuk menyelesaikan target dari top management, kenapa masih harus perlu dukungan lagi? Justru seharusnya implementasi2 semacam ini menjadi direction dari para top management (directors). Terima kasih.

BR, Wayan Dewantara


Date: Mon, 27 Jun 2011 03:06:36 +0000
Subject: Re: IPOMS-APICS Re: Kegagalan Implementasi Lean Six SigmaManufacturing Service

Pak Mulya, Pak Vincent,

1.0
Saya setuju sekali dalam implementasi management tools apa pun harus didukung oleh top management.

2.0
Terkadang kesuksesan management tools yang diterapkan apakah lean, six sigma atau TQC selain karena faktor top management commitment juga harus memperhatikan fit atau tidak management tools tersebut dengan business itu sendiri. Misalnya untuk perusahaan padat karya,

3.0
Yang menarik adalah pengalaman pak Mulya sendiri, penerapan improvement initiatives harus memperhatikan business strategy termasuk life cyle dari produk itu sendiri. Bisa dibilang kalau product life cycle

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!


From: Mula yahya <mulayahya@gmail.com>
Date: Wed, 1 Jun 2011 11:18:10 +0700
Subject: Re: IPOMS-APICS Re: Kegagalan Implementasi Lean Six Sigma Manufacturing Service

 

Terima kasih pak atas info seminar kemarin.(belum sempat sharing kemarin)
Saya  punya pengalaman penerapan six sigma di perusahaan Jepang
dari tahun 2002 sd 2006. yaitu PT. TOSHIBA yang memproduksi tabung TV di EJIP Cikarang Bekasi
Memang, dalam implementasi harus di pimpin oleh TOP Manager, Waktu itu dipimpin oleh Senior General Manager sebagai Champion. Dan saya mendapat pelatihan Quality Expert di Toshiba corp. sebagai Tutor Greenbelt dalam penyelesaain project. dengan materi Lean Six Sigma dari GE dan Motorola.
Dalam pelaksanaannya semua berjalan sesuai dengan yang di rencanakan.
Tapi karena faktor kemajuan teknologi, Produksi Tabung TV (CPT) tidak kompetitif
lagi dgn perkembangan teknologi TV type LED dan LCD.
Sehingga Head Office di Jepang harus memutuskan penghentian produksi CPT dibeberapa negara spt Thailand, Malaysia termasuk Indonesia di Cikarang.

2011/6/1 Vincent <vincentgaspersz@yahoo.com>
 

Dear All,

Dalam Seminar Nasional tentang Lean Six Sigma di Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana, tanggal 31 Mei 2011, saya telah mengungkapkan tentang kegagalan implementasi Lean Six Sigma Manufacturing & Service.

Implementasi Lean Six Sigma TANPA Master Improvement Story dari Perusahaan, yang berarti tanpa melakukan Hoshin Kanri (Strategic Planning & Deployment), serta tidak dipimpin langsung oleh Top Management telah menimbulkan banyak kegagalan dan frustrasi!

Lean Six Sigma harus dipandang sebagai: (1) filosofi keunggulan operasional bisnis, (2) strategi bisnis menuju keunggulan kinerja six six sigma, (3) metodologi peningkatan kinerja terus-menerus, (4) sistem pengukuran kapabilitas proses dalam nilai Sigma dan DPMO (Defects Per Million Opportunities) untuk mereduksi variasi, menghilangkan pemborosan (Waste) dan meningkatkan kapabilitas proses menuju zero defects (six sigma).

Memperlakukan Lean Six Sigma hanya sebatas "proyek-proyek kecil" serta tidak dipimpin langsung oleh CEO perusahaan, telah mereduksi kemampuan Lean Six Sigma, seperti "menyamakan keunggulan Pesawat Supersonic hanya seperti Mikrolet/Metromini/Kopaja/Bus Kota di Jakarta: yaitu sama-sama hanya sebagai alat pengangkutan".

Yang lebih lucu lagi, Gugus Kendali Mutu (QCC = Quality Control Circle) yang melakukan perbaikan dengan nilai proyek hanya "10-an juta rupiah", juga telah menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan implementasi Lean Six Sigma. Akibatnya Lean Six Sigma benar-benar tidak dihargai oleh CEO perusahaan yang biasa berbicara dalam skala nilai uang puluhan milyaran sampai trilyunan rupiah!

Saya menyatakan implementasi Lean Six Sigma Manufacturing & Service hanya sebagai "proyek-proyek kecil", tanpa Hoshin Kanri yang jelas, tidak dikendalikan langsung oleh CEO perusahaan, adalah seperti: "Menerapkan hal-hal yang SALAH, dengan Cara yang BENAR".

Kita seyogianya menerapkan urutan pertama adalah Menerapkan hal-hal yang BENAR, dengan Cara yang Benar; baru dapat diketahui efektivitas dari suatu sistem manajemen kinerja, apakah benar-benar efektif atau tidak!

Random improvement (BUKAN Systematic Improvement) telah menimbulkan kegagalan dan frustrasi bagi manajemen dan karyawan!

Bahan presentasi lengkap dapat di download dari website berikut:

http://mti.mercubuana.ac.id/

Sekian dan terima kasih.

Salam Kompak,

Vincent Gaspersz
Lean Six Sigma Master Black Belt




--
MULAYAHYA
Manager Supporting
(Purchasing, MR ISO, IT, PU)
PT.Ganeca Exact Bandung
Jl.P. Selayar Kav.A5
Kawasan Industri MM2100
Cibitung-Bekasi 17520
HP: 085711221975, 02132781716
T : 021-89981946 ext.111
F: 021-89981947


__._,_.___
Recent Activity:
*************************************************************

Mohon bantuannya untuk mengisi survei daya saing Indonesia di

http://www.ips.or.kr/site/IPS/mail/survey/20110120/26.html

*****************************************************************

Indonesian Production and  Operations Management Society (IPOMS).

http://blog.ipoms.web.id/

Bergabunglah dengan IPOMS di Facebook

http://www.facebook.com/home.php?ref=home#/group.php?gid=34994473375


********************************************************************
.

__,_._,___

No comments: